Selasa, 20 November 2012

Mengisi Ruang Kosong

Saat membuka dokumen-dokumen lama, aku menemukan sebuah tulisan. Yang ternyata itu adalah tulisanku sendiri. Kurang dari setahun ternyata aku bisa juga lupa akan apa yang pernah kutulis. Hanya sebuah tulisan kecil yang kutulis di diary yang masih kupakai hingga saat ini. Mungkin saat aku menulisnya hatiku sedang galau. Galau karena apa? Tentang mimpi, bung! Maka aku mengibaratkan masa depan dan kehidupan kita itu bak ruang kosong. Apa yang akan kita isi dalam ruang kosong itu adalah sebuah bentuk visualisasi dari kehidupan dalam ruang kosong tersebut. Kita bisa mengisinya dengan mimpi, harapan, cita, asa, apa yang ingin dilakukan, apa yang tidak ingin dikerjakan, dan banyak hal lain yang kelak akan menjadi warna dalam hidup itu sendiri. Bisa jadi karena melihat seorang guru besar lewat kita langsung berkeinginan untuk melanjutkan sekolah di luar dan menggapai pendidikan lebih tinggi lagi. Bisa jadi saat membaca sebuah artikel di koran, kita langsung punya keinginan untuk diving ke pulau Lombok. Itu sebuah harapan dan keyakinan. Entah real ataupun mustahil bagi kita untuk dikerjakan, mengapa kita ambil pusing akan hal tersebut? Karena terlalu berfikir rasionil maka harapan dan keinginan tersebut langsung saja dibakar habis karena tahu tidak mungkin terjadi. Sebenarnya tak ada alasan untuk takut bermimpi ataupun berharap, toh kita pernah merasa bahagia telah terwarnai dengan ‘isi’ dari ruang kosong tersebut. Keseluruhan isi dalam ruang kosong memilki energi hebat yang menggerakkan kita dalam kehidupan. Dream high... Fight Hard... dan ikhlaskan semuanya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar