Kamis, 21 Februari 2013

Stasiun Kehidupan

Hidup akan terasa sangat mudah bila kita menikmatinya, namun untuk terlena dan tetap diam menikmati posisi yang ada saat ini hingga lupa untuk ke pemberhentian selanjutnya, apakah semua itu masih dapat disebut nikmat? Dalam satu titik pencapaian hidup, anggaplah itu layaknya stasiun. Seperti juga akhir tujuan kita. Yaitu kematian. Tahapan dalam hidup kita lalui dan mampir sementara untuk mencapai stasiun berikutnya dengan pencapaian yang bermiliu lebih besar. Bayangkan saja, ada orang yang biasa-biasa saja, lalu menjadi kaya. Anggaplah cerita ini seperti orang-orang yang kaya mendadak saat krisis Indonesia berpuluh tahun lalu. Saat harga dolar lemah, ia menukar rupiah dengan dolar, lalu saat harga dolar melejit, ia menukarnya kembali dengan rupiah yang konon tak hais hingga tujuh turunan. Apa ia berusaha keras? Tidak. Yag ada hanyalah keberuntungan. Kita ibaratkan seperti itu. Dengan kekayaannya yang besar itu, bila hanay dinikmati tanpa berfikir bagaimana akan mengembangkan uang yang ia milki menjadi sebuah perusahaan besar mungkin, menolong ODHA bisa jadi. Karena terlene apa yang sudah ada di tangan ini, kerap kali kita sebagai manusia gelap mata dan tak tahu arah. Sama halnya dengan pencapaian mimpi. Mimpi diusahakan, didoakan, dan diperjuangkan, saat mendapatkanya, apa yang akan dilakukan? Tentunya bukan karena hanya ingin mencoret list yang ada di dalam notes, tapi harus dapat diusahakan kembali dengan sebaik mungkin. Konsekuensi dengan mimpi yang sudah dipilih dan diraih. Ingat! Hidup itu sebuah pencapaian. Bila telah mencapai stasiun yang satu, maka yang perlu kita lakukan adalah menuju stasiun selanjutnya. Selamat berusaha!

Happiness

Seorang guru, dosen, motivator, rektor, dan berbagai titel lain yang beliau milki itu bertanya dalam sebuah pertemuan mingguan demi kemajuan bahasa kepada temanku tentang arti kebahagiaan menurutnya. Acara yang digelar jam dhuha saat matahari berusaha naik itu tak begitu dingin lantaran adanya fasilitas pendingin. Suasana cair seperti biasanya. Saat temanku itu menjawab bahwa kebahagiaan itu adalah sebuah pencapaian atas mimpi, beliau tak membenarkan juga tak menyalahkan. Hanya menambahkan bahwa bahagia itu berbeda dengan sukses. Akhirnya demi memuaskan keingintahuan kami yang memilki wajah kelewat penasaran itu, beliau menyerah dan menjelaskan. Happiness is different with success. Success is from your thought , but happiness from your heart and mind. Kesuksesan itu bisa datang bahwa kita berfikir akan, harus atau telah sukses. Sementara bahagia punya sisi yang lebih kompleks, namun mudah. Dari hati dan fikiran. Mengapa demikian? Karena kita berfikir bahwa sesuatu itu membahagiakan, namun setengah hati merasakannya apakah kita dapat menikmati kebahagiaan tersebut secara utuh? Bahagia itu mudah. Tergantung bagaimana cara kita menyikapi dan memandang segala hal. Melihat kehidupan dengan kacamata yang lebih indah. Tulisan di catatan harianku yang sering membuatku tersetrum adalah happiness is within your heart. Mungkin memulai dengan sesuatu yang sederhana. Jangan pula terlalu pusing mencari sebuah kebahagiaan. Bila ada di depan mata, susah atau beratnya sebuah pekerjaan pun akan dapat terlihat membahagiakan. Tentunya semua orang ingin memilki hidup yang bahagia. Namun ada saja yag memandang dan menganggap bahwa hidupnya itu susah dan suram. Ubah dari sekarang mind set seperti itu! Keoptimisan dalam hidup juga merupakan faktor besar dalam kebahagian. Mau coba?

HIDUP ITU KERAS, MAKA GEBUKLAH!

Ini adalah sebuah judul buku dari Prie GS yang berceritakan dan lebih dikenal dengan Ipung, yang sampai sekarang belum juga saya membacanya lantaran antri pinjam yang tidak sampai juga ke tangan saya. Walau belum membacanya, saya sangat terinspirasi sekali dengan susunan kata di atas. Memang nyatanya hidup itu keras, penuh dengan tantangan dan masalah hidup yang ada saja untuk mewarnai dan menambah catatan harian kita. Kalau kita tetap lemek mengahadapi hidup tersebut dan tak juga ikutan keras, kita akan kalah. Bukan bermaksud untuk mengikuti hukum rimba, yaitu yang menang yang berkuasa. Namun, dalam hakikatnya hidup ini toh memang tak semudah cerita. Dalam cerita saja ada susahnya, bagaimana bila dengan kehidupan nyata dan asli? Untuk menghadapi, melewati, bahkan menaklukan hidup yang diperlukan banyak. Salah satunya adalah kepercayaan dan keyakinan bahwa kita dapat menggebuk hidup yang keras itu. Bukan justru terpuruk dan kalah dengan keadaan. Dari awal kita diciptakan di dunia ini kan memang ditakdirkan menjadi pemenang, bukan menjadi loser aau pecundang. Mari sama-sama kita menggebuk si keras yang bernama hidup itu!!!!!

DALAM KETERBATASAN

Kalian tahu twitter? Salah satu jejaring sosial yang sudah marak sejak beberapa tahun terakhir ini. Manusia yang juga telah menyiapkan diri untuk modernisme membutuhkan segala hal yang sepraktis dan sesimple mungki. Utuk itu twitter ada dan praktis mempunyai peraturan agar tak melebihi 125 karakter. Bukan hanya diambil dari segi praktisnya, namun sang empu twitter sengaja membuat sebuah keterbatasan dalam menulis. Mangapa? Karena dalam keterbatasan sesungguhnya manusia yang sehat (akal dan fikirannya) itu justru malah lebih kreatif. Banyak teman sesama kita yang memilki keterbatasan dari segi fisik, justru memilki prestasi yang melampaui mereka yang memiliki fisik yang alhamdulillah baik. Otak kita bekerja lebih kreatif dalam sebuah keterbatasan. Bukanlah sebuah keterbatasan menjadi sebuah halangan, tapi bentuk dari seni lain untuk menghadapi juga melewati hidup.

CATATAN HARIAN

Sekilas terdengar klise. Diary atau catatan harian seringkali teribaratkan layaknya gadis remaja yang suka mencurahkan isi hatinya tentang keseharian, naksir cowok, tugas yang tak kunjung selesai, novel baru yang akan segera terbit, atau hal-hal remeh dalam keseharian remaja. Mangapa demikian? Karena mereka dianggap puya waktu luang yang berleih untuk menulis semua itu. Coba kita persenkan, berapa banyak orang dewasa yang masih suka menulis catatan harian. Tentang pekerjaan mugkin, atau kuliah, pasangan, anak, atau bisa jadi tentang resep masakan yang layak dicoba. Terkadang kita suka melewatkan hal-hal remeh yang ada di sekitar kita. Padahal, bila termaktubkan lalu dibaca sepuluh tahun mendatang akan menjadi sejarah. Misalkan dulu saat masih duduk di bangku sekolah pernah berantem dengan salah seorang teman, hal tersebut kita tulis kemudian dibaca sepuluh tahun lagi saat bahkan tak ingat bila pernah bertengkar. Membacanya tentu akan menjadi sebuah hal yang lucu dan mengesankan. Kita dapat mengetahui bagaimaa diri kita berubah dengan sendirinya secara beratur melalui catatan harian tersebut. Kok dulu aku bisa seperti ini, sih? Itu kan kekanak-kanakan banget! Lalu saat dewasa kita yang telah dapat berfikir lebih dalam dan (semoga) bijaksana tahu, bahwa tak sia-sia waktu membawa kita hingga saat ini. Catatn harian juga sebagai pertanda bahwa kita pernah hidup dan membuat suatu sejarah pada hari kemarin. Yang tentunya pantas untuk dikenang kembali. Karena kita setidakya tahu, bahwa saat itu kita pernah hidup dan merasakan banyak hal. Hal yang sedang tren saat ini mungkin dengan menggunakan jejaring facebook ataupun twitter. Bukan hanya sekedar menjadi sarana untuk berteman dengan orang lain yang lebih luas, tapi juga sebagai media curhat yang lebih praktis dan simple. Hari ini akan menjadi sebuah sejarah bagi hari esok. Untuk itu, selalu tingkatkan kualitas diri di tiap harinya!

Rabu, 13 Februari 2013

Kehidupan Adalah Hari Ini

Kenangan manis di masa lalu tentu tak akan pernah terlupa. Meski tak ada lembaran foto ataupun tulisan di catatan harian sebagai bukti adanya sebuah kenangan, namun otak kita yang (seharusnya) melebihi kerja komputer dan menyimpan memori banyak ini mampu mengingat hal-hal yang menjadi kenangan kita itu. Walau tak jarang kenangan yang teringat bukan hanya yang indah saja, tapi juga yang buruk. Bila kita tengok diri kita hari ini, lalu membandingkan hari kemarin dan ternyata hari kemarin itu lebih baik daripada hari ini, ingin rasanya untuk numpang ke lorong masanya doraemon agar dapat kembali mencicipi atau menikmati indahnya masan lalu yang (ternyata) lebih baik. Kemudian tak jarang juga kita terlewat pusing memikirkan hari esok hingga apa yang ada di depan mata kita pada hari ini terbengkalai. Mau terus kuliah dimana? Nanti kalau sudah besar enaknya kerja apa? Nanti kalau sudah menikah bagaimana? Bisa apa tidak nanti mengurus anak? Padahal kita yang hari ini sedang ditunggu oleh hal-hal yang sebenarnya sudah siap untuk dikerjakan.; Memang benar, bahwa orang yang hari kemarin itu lebih baik daripada hari ini termasuk orang yang merugi. Kalimat tersebut ditunjukkan untuik memotivasi kita agar selalu berusaha yang lebih baik lagi setiap harinya. Namun ila kenyataan berkehendak lain, mau apa kita? Kembali ke masa lalu kemudian memperbaikinya? Atau mengingat-ingat masa lalu untuk membahagiakan diri bahwasanya kita juga pernah memiliki hal baik (dulu). Nasi telah menjadi bubur, namun seorang teman pernah menambahkan, maka kita buat bubur tersebut menjadi enak. Diberi ayam, beberapa bumbu agar tak hambar, atau aneka tambahan lain agar membuat nasi yang telah menjadi bubur itu dapat enak dinikmati. Untuk itu kita tak perlu menyesal terlalu lama akan buruknya hari ini. Bangkit dan berusaha untuk lebih baik lagi. Sama halnya yang terlalu ingin baik di masa depan dengan mengabaikan apa yang ada hari ini. Karena terlalu berat setelah difikirkan terlalu jauh, kita menjadi takut untuk mengerjakan apa yang ada di depan mata kita kini. Misalkan saja, ada orang yang sudah memikirkan susahnya melahirkan. Saat hamil yang akan membuat seorang perempuan menjadi gemuk, sakit tak tertahankan, hingga prosesi melahirkan. Belum lagi banyak kejadian seorang ibu yang meninggal saat melahirkan. Padahal perempuan itu masih belasan tahun. Setelah berfikir (kelewat) jauh, perempuan itu menjadi parno melihat ibu hamil, alih-alih akan takut melahirkan dan tak mau menikah. *horor Kawan... hari ini adalah sebuah kehidupan yang nyata. Bukan tentang hari kemarin, bukan juga tentang hari esok. Hari kemarin hanya cukup untuk dikenang saja, bukan untuk diingat-ingat. Hari esok adalah sebuah harapan, tetapi yang paling jelas adalah apa yang ada di depan mata. Yaitu hari ini. Yang akan mengubah hari esok dan memperbaiki hari kemarin.

Sebuah Akhir

Apakah manusia menyukai akhir yang bahagia? Kodratinya sih seperti itu, tapi toh banyak juga orang yang malah lebih suka membaca atau menoton film yang justru sad ending. Yang akhirnya tokoh utama pria meninggal, kasih tak sampai, ternyata tak cinta, dan sebagainya. Menurut pendapat mereka, itulah cerita yang leih terlihat manusiawi. Manusiawi? Apakah akhir yang bahagia itu tak mausiawi? Karena dalam cerita baik komik, film, novel, bahkan dongeng anak sebelum tidur selalu berakhir dengan bahagia, maka banyak orang berfikir, kehidupan adalah sebuah realita, bukan cerita semata. Padahal sering kali kita tak menyadari bahwa bahagianya kita dengan adegan happy ending dalam kehidupan rumit dan remeh kita ini. Ketika angkot yang lama ditunggu akhirnya datang, ketika nilai ujian berakhir baik, ketika hendak bepergian hujan tak turun. Apakah itu bukan happy ending? Meski sering kali sulit berfikir bagaimana akhir dari sebuah pengharapan atau juga penantian. Memikirkan akhir yang bahagia sering kali membuat terlena hingga tak siap untuk menghadapi hal yang jauh dari perkiraan tersebut. Karena dalam istilah Cina, yin dan yang selalu ada, maka bolehlah kita berfikir panjang dengan hal tersebut. Agar bila sesuatu yang buruk terjadi, maka kita akan siap dan tangguh untuk menerima hal tersebut. Manusia terlalu rapuh dan lemah untuk sekedar menghadapi kenyataan yang ada . perasaan bangkit dan mengingat masih ada janji masa depan lain yang menunggu di depan mata sana dengan mengumpulkan segala kekuatan dan sisa energi yang berhasil dikumpulkan. Siapa pula yang berharap kejelekan dan akhir yang menyedihkan dalam hidupnya sendiri. Sesungguhnya akhir dari kehidupan, bahkan kehidupan itu sendiri sejatinya ada di tangan manusia itu sendiri. Bila kita yang menentukan, untuk apa hanya menjadi sebuah rencana manis? Bergerak dan atur kembali strategi untuk hidup demi mencapai akhir yang bahagia, yang tentunya kita harapkan dan kita impikan setelah diperjuangkan.