Kamis, 15 November 2012

Memilih Kehidupan

Hidup itu sebuah pilihan. Benar, kan? Tak akan ada yang dapat menyangkali kalimat tersebut. Hidup ini memang kumpulan dari skenario Tuhan yang kita sebut dengan takdir. Tapi yang perlu digarisbesarkan adalah takdir tersebut adalah kumpulan dari garisan-garisan lain yang menjadi satu pada takdir tersebut. Apa garis itu? Ya, itulah sebuah pilihan. Tak akan sampai si takdir yang akan membawa kita apabila kita belum juga memilih kehidupan selanjutnya yang akan kita lalu. Seperti pilihan antara akan makan atau main game, pilihan melanjutakan sekolah di pondok atau di SMA, pilihan akan meneruskan di perguruan tinggi atau langsung kerja, dan masih banyak pilihan-pilihan lain yang harus kita putuskan untuk memilihnya. Tentunya kalian semua pernah kan merasakan sebuah pilihan sulit? Layaknya makan buah simalakama, bila tidak dimakan terasa sayang dan bila dimakan juga teraasa berbahaya. Nah loh? Lalu bagaimana dengan pengambilan putusan tersebut? Ada yang bilang bila kita terpojok seperti itu, maka layaknya kita untuk berserah pada Tuhan. Biar Ia yang menunjukkan kita jalan yang benar, contohnya asaja dengan shalat istikharah. Banyak teman yang sudah mencoba dan terbukti memiliki efek yang sangat kuat terhadap pilihan sulit itu. Ada yang melalui mimpi, keyakinan, ataupun petunjuk-petunjuk. Tentunya harus dengan niat yang kuat. Tapi aku sendiri belum begitu yakin dengan istikharah. Pasalnya, bila kita memiliki dua pilihan, otomatis kita memiliki kecondongan di antara keduanya, tapi dirasa belum begitu yakin. Yang aku takutkan dari itu semua adalah bila tidak menjalankan apa hasil istikharah tersebut, lalu bagaimana? Tapi pilahn itu ada di tangan kita sendiri. Seorang teman berkata, bila kita tidak dapat menentukan pilihan, maka kita bisa saja menjadi bagian dari rencana orang lain. Layaknya orang tua yang tak jarang memaksakan kehendaknya agar si anak itu megikuti pilihannya. Memang di atas segalanya, orang tua hanya memikirkan yang terbaik bagi buah hatinya, tapi menentukan pilihan sendiri adalah tahap pendewasaan tersendiri. Sudah seharusnya orang tua mendukung dan mengarahkan pilihan kita. Hidup adalah sebuah pilihan, kadang pilihan terbaik adalah yang tersulit. Percaya akan hal itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar